Cimplung Tales

Cimplung adalah makanan sejenis kolak. Baik rasa dan warnanya hampir menyerupai kolak. Namun Cimplung itu makanan yang agak aneh. Kenapa aneh? Karena tidak ada satu pun orang yang dengan sengaja membuat cimplung dan tidak semua orang bisa membuat cimplung, tapi cimplung itu ada dan dapat dinikmati. Nama cimplung berasal dari kata dasar bahasa jawa yang diplesetkan dari kata “Cempelung” menjadi “Cimplung” yang artinya mencelupkan. Terciptanya nama ini terdengar seperti tidak serius dan asal-asalan serta lucu, tapi ini nyata dan tidak ada satu orang pun yang tertawa bila mendengar kata ini diucapkan. Saking keramatnya nama cimplung, hingga muncullah tebakan di kampung kami “Cimplung tales” artinya “Kucing kecemplung matane teles”. Penciptaan nama cimplung mengikuti proses pembuatannya “cemplung”, yaitu mencemplungkan (mencelupkan) bahan pembuat cimplung ke dalam proses pembuatan gula merah/gula jawa. Proses pembuatan cimplung sangat mudah yaitu hanya mencelupkan bahan yang telah siap, bahan itu misalnya ubi. Setelah bahan dicelupkan, tidak perlu proses apa-apa lagi, yang diperlukan adalah kesabaran untuk menunggu sampai matang. kenapa harus bersabar, karena api (suhu) yang dibutuhkan pada saat pembuatan gula jawa itu harus stabil. Betapa susahnya untuk menciptakan api yang stabil dari bahan bakar kayu, maka untuk mempermudah kesetabilan panas/suhu ini biasanya para pembuat gula menciptakan api yang kecil tanpa nyala api, tapi hanya menggunakan bara api agar mudah menstabilkannya.

Makanan bernama cimplung tidak akan tercipta bila tidak ada pembuat gula jawa/gula merah. Nama cimplung berkembang menjadi “Cimplung tales” [ini adalah nama yang paling mudah diucapkan], “Cimplung kelapa muda”, “cimplung boled”, “Cimplung budin/Singkong”, dan nama cimplung-cimplung lain tergantung dari bahan dasar pembuatannya. Rasa cimplung itu manis, manis murni, tidak ada campuran rasa lain, misalnya rasa asin dan pedas. di bawah ini adalah gambar cimplung kelapa muda